15 April 2011

Kenangan, pagi itu...

Ditemani 2 lembar roti dan segelas air, aku menatap warna kelabu di jendela..
Senyap sekali pagi ini..
----
Rabu 27 Desember 2006, hari itu masih sangat pagi, bahkan dinginnya udara Lembang masih menempel di pipiku dan kabutnya masih menyelimuti perasaanku yang tak mungkin kutuliskan......

Tentu saja aku berharap dia membawaku kabur jauh sekali. Tapi ternyata dia kembali mengantarkanku ke sini..
Di teras depan, lelaki itu memanggilku,
Sekilas kulihat hujan di matanya...hanya tinggal menunggu waktu hingga tetesannya tumpah ruah kemana-mana..
Mungkin nanti saat dia tak menatapku..

"maafkan aku..."
Lalu dia pun berlalu tanpa mengatakan "selamat tinggal", "sampai jumpa" atau "tunggu aku"...
dia hanya pergi dengan kata maafnya yang begitu menyesakkan...
Dia bahkan tak memberiku satu lembar pun undangan untukku. Hanya meninggalkan satu kata 'maaf' itu saja..
kata maaf  yang berarti banyak..
"aku tak bermaksud menyakitimu"
"aku tak bermaksud menikahinya"
dan..

"aku tak ingin menyakiti siapapun"

----

"pagi mom..masak apa hari ini?"
Suara itu membuyarkan lamunanku, membawaku kembali ke pagi yang senyap ini lagi..
Aku pergi ke dapur menyiapkan sarapan untuknya, lalu dia datang menggendong Kirei chan putri kecil kami....
"Kirei, cium dulu mommy, cium dulu.." begitu katanya..

Itulah lelaki yang tadi..
Tidak semua cerita harus berakhir tragis-melankolis kan?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar